JAMBI--Yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI) minta balai pengawasan obat dan makanan (Balai POM) meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan jajanan sekolah yang disinyalir banyak mengandung zat berbahaya seperti zat pewarna dan zat pengawet.
Ketua YLKI Jambi, Warasdi di Jambi, Sabtu, mengatakan, temuan makanan mengandung zat berbahaya di sejumlah sekolah di pulau Jawa oleh Balai POM setempat tidak menutup kemungkinan banyak dilakukan pedagang makanan di sekolah-sekolah di Jambi.
"Kepedulian Balai Pom dan Dinas Perdagangan untuk memeriksa dan mengawasi jajanan atau makanan yang dibuat dan dijual sendiri oleh pedagang itu sangat dibutuhkan untuk membuktikan kebersihan dan kesehatannya," katanya.
Ia menyebutkan, kepedulian Balai POM dan Dinas Perdagangan dalam mengawasi dan memeriksa jajanan yang dijual di lingkungan sekolah sangat lemah, sehingga sering terjadi kasus keracunan atau siswa sakit setelah mengkonsumsi makanan tersebut.
Balai POM dan Dinas Perdagangan secara rutin harus memeriksa dagangan atau jajanan sekolah itu, dengan memberikan label atau tanda layak dikonsumsi, sehingga siswa atau pelajar pun mengerti terhadap jajanan yang dibelinya.
Selain Balai POM dan Dinas Perdagangan, pihak sekolah terutama para guru untuk menanamkan pada muridnya supaya tidak jajan sembarangan atau di lingkungan sekolah juga sangat membantu mencegah pelajar mengkonsumsi makanan berbahaya.
Murid akan sangat patuh dan mentaati perintah pihak sekolah termasuk para guru, bila sudah menerapkan aturan tidak jajan atau membeli makanan sembarangan di lingkungan sekolah.
Diakui ada sejenis zat berbahaya yang dicampur makanan itu tidak langsung bereaksi, namun bila dikonsumsi terus menerus bisa menimbulkan kanker atau penyakit tahunan yang berbahaya.
Zat pewarna dan zat pengawet seperti formalin, tidak langsung dirasakan usai mengkonsumsi, namun beberapa tahun kemudian jika terus dikonsumsi, dan penyakit itu berbahaya.
Redaksi - Reporter
Red:
pur
Sumber Berita:
Antara
Minggu, 17 Januari 2010
Jajanan Yang Enak, Belum Tentu Sehat..!!!
Jajanan Yang Enak, Belum Tentu Sehat!
Gizi.net - Banyak jajanan yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan tambahan yang tak baik untuk kesehatan. Jadi, jangan asal jajan. Di sekolah kamu pasti banyak tukang jajanan. Ada yang menjual jajanan itu di kantin sekolah, ada pula yang menjajakannya di luar pagar sekolah. Jenis jajanannya juga macam-macam. Mulai dari mi bakso, mi ayam, nasi uduk, siomay, batagor, cakwe, es krim, es sirup, sampai aneka keripik dalam kemasan yang rasanya gurih-asin itu.
Bang Andang, salah seorang penjual jajanan yang sehari-hari mangkal di sebuah SD di Depok, Jawa Barat, mengatakan, anak-anak sekolah sangat menyukai bakso goreng yang dijualnya. Bakso goreng biasanya disantap dengan cocolan saus tanpa merek berwarna merah cerah. Bang Andang bilang, saus merah itu ia beli di pasar. ''Satu kemasan kantong plastik harganya Rp 500,'' tutur Bang Andang.
Selain bakso goreng, ada beberapa jenis jajanan lain yang sangat digemari oleh anak-anak di sekolah ini. Sebut aja misalnya, siomay dan cakwe. Seperti halnya bakso goreng, cakwe juga dimakan dengan siraman saus berwarna merah. Bagaimana dengan minumannya? Ada juga yang laris manis. Itu tuh, sejenis es sirup yang dikemas dalam kantong plastik kecil. Harganya murah meriah, Rp 200 saja.
Anak-anak sekolah seusia kamu pastinya setuju bahwa aneka jajanan itu enak dan lezat. Tapi tak cukup sampai di situ. Sebab, yang enak dan lezat itu belum tentu sehat lho. Coba deh simak hasil penelitian BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) pada tahun 2003 yang dilakukan terhadap 9.465 sampel (contoh) jajanan sekolah. Apa hasilnya? Ternyata, 80 persen dari semua jajanan yang diteliti mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan, seperti formalin, boraks, natrium siklamat, rhodamin B, dan sakarin.
Tahukah kamu, bahan-bahan itu sebenarnya tak boleh dicampur dengan makanan. Formalin misalnya, biasa dipakai untuk mengawetkan mayat, juga untuk antiseptik, dan penghilang bau. Sedangkan boraks biasa digunakan untuk pengawet kayu, pengontrol kecoa, dan bahan pembersih. Sementara rhodamin B sering digunakan sebagai zat pewarna pada kertas dan tekstil.
Lalu, apa akibatnya bila zat-zat itu dicampurkan ke dalam makanan? ''Anak-anak yang sering mengonsumsi jajanan yang mengandung formalin, boraks, rhodamin B, dan zat berbahaya lain, biasanya rentan terhadap penyakit. Pertumbuhan badan dan otaknya juga cenderung lambat,'' ungkap Ibu Ernawati Sinaga, ahli biokimia dari Universitas Nasional, Jakarta.
Sebetulnya, kata Bu Erna, pemerintah sudah melarang pemakaian pemanis buatan dan zat-zat pengawet pada makanan. Namun, pada kenyataannya, bahan-bahan itu masih sering dipakai untuk campuran gula agar jajanan yang dijual terasa manis. ''Padahal, zat pemanis buatan yang telah dilarang itu, berpotensi menyebabkan kanker, dan gangguan ginjal. Kamu juga mesti waspada pada makanan-makanan yang tampil dengan warna-warna cerah atau mencolok. Mengapa? Sebab, makanan seperti itu biasanya ditambah dengan zat pewarna buatan. ''Penggunaan bahan pewarna buatan dalam makanan bukan hanya tidak aman, tapi juga tak punya nilai gizi,'' lanjut Bu Erna.
Satu hal lagi, banyak jajanan yang dijual di sekitar sekolahan juga tercemar bakteri. Ini karena jajanan itu tidak terjaga kebersihannya. Kamu pasti sering lihat bagaimana tukang jajanan menempatkan jajanan itu. Seringkali, jajanan itu ditempatkan di dalam wadah yang tidak bersih, atau dicuci asal-asalan. ''Penyakit yang ditimbulkan ya, sakit perut, maag, dan gangguan usus.''
Pilih makanan sehat
Kamu pasti tak mau kan, sakit perut atau menderita gangguan kesehatan lainnya, gara-gara jajanan yang kamu makan? Kalau begitu, jangan sembarang jajan. Makanlah hanya makanan yang sehat. Agar tak salah pilih, simak saran dari Bu Erna berikut ini.
* Pastikan makanan atau jajanan yang akan kamu beli itu, bersih. Untuk itu, perhatikan bagaimana makanan itu disiapkan, dan disajikan. Begitu juga bahan-bahan yang dipakai untuk membuat makanan ini, mesti bersih juga.
* Hindari makanan yang mengandung atau memakai zat-zat tambahan, seperti zat pemanis, pengawet, penyedap, dan pewarna buatan, juga zat-zat berbahaya lainnya. Jadi jangan cepat tergoda pada makanan yang pakai saus, es sirup yang kelewat manis, juga kue-kue basah yang berwarna mencolok.
* Hindari makanan-makanan yang tidak segar.
* Cari makanan yang bergizi.
* Makanlah buah-buahan, khususnya buah-buahan yang berkulit seperti jeruk, pisang, mangga, dan lain-lain. Kamu pasti tahu kan?
* Alangkah baiknya kalau kamu tidak jajan. Sebagai gantinya, kamu bisa membawa bekal dari rumah. Makanan dari rumah tentu lebih terjaga kebersihan dan 'keamanannya'. Betul nggak?
Ingin Sih Bawa Bekal dari Rumah, Tapi ...
Ketimbang melahap jajanan di sekolah yang tak bisa dijamin kebersihan dan 'keamanannya', alangkah baiknya kalau kamu bawa bekal makanan dari rumah. Begitu saran Ibu Ernawati Sinaga. Ternyata, banyak juga teman kamu yang sebenarnya ingin membawa makanan hasil olahan ibu ke sekolah. Tapi, karena berbagai kendala, keinginan mereka belum kesampaian. Biar lebih jelas, simak deh penuturan dua teman kamu berikut ini.
<>Irfan Fatoni
Kelas 3, SMP Suluh, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
''Setiap berangkat ke sekolah, di saku baju seragamku selalu terselip uang jajan sebesar Rp 4.000. Di sekolah, uang itu aku pergunakan untuk jajan makanan kesukaanku yaitu mi ayam. Tentunya, biar sedap, pakai saus dong.
Buat aku sih, jajan itu sekadar ganjal perut doang. Aku sebenernya juga tahu kalau banyak makanan jajanan di sekolah yang tidak sehat. Tapi kalau nggak jajan gimana, soalnya perutku pasti laper banget setelah beberapa jam belajar di kelas. Soal bawa bekal makanan dari rumah, juga sempat terlintas di pikiran aku. Manfaatnya kan banyak, selain uang jajan bisa ditabung, juga makanan yang aku bawa tentunya jauh lebih sehat dan bergizi. Cuma sayangnya, kedua orang tuaku sibuk. Kayaknya nggak sempet deh, ibu memasak bekal makanan buat aku. Kalau minum sih, aku suka bawa air putih.''
Irma Yunita
Kelas 5, SDN Bambu Kuning, Bojong Gede, Bogor
''Bakso adalah makanan kegemaranku di sekolah. Dengan uang saku Rp 2.000, cukup banget buat beli bakso. Kayak teman-teman yang lain, aku juga makan bakso pakai saus. Biar enak. Selain tukang bakso, di sekolahku banyak tukang jajanan lainnya, seperti tukang siomay, batagor, es sirup, dan gado-gado.
Aku memang sering denger, kalau jajanan yang dijual di sekolah-sekolah itu banyak yang nggak sehat. Tapi kan, perut ini sering terasa laper, ya terpaksa jajan deh. Padahal, tiap pagi sebelum berangkat sekolah, aku sudah sarapan lho. Mestinya sih, aku bawa bekal dari rumah. Tapi, ibuku repot, jadi aku maklum kalau ibu tak sempat membuatkan bekal buat aku.''
(ruz )
Sumber: http://www.republika.co.id/
Gizi.net - Banyak jajanan yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan tambahan yang tak baik untuk kesehatan. Jadi, jangan asal jajan. Di sekolah kamu pasti banyak tukang jajanan. Ada yang menjual jajanan itu di kantin sekolah, ada pula yang menjajakannya di luar pagar sekolah. Jenis jajanannya juga macam-macam. Mulai dari mi bakso, mi ayam, nasi uduk, siomay, batagor, cakwe, es krim, es sirup, sampai aneka keripik dalam kemasan yang rasanya gurih-asin itu.
Bang Andang, salah seorang penjual jajanan yang sehari-hari mangkal di sebuah SD di Depok, Jawa Barat, mengatakan, anak-anak sekolah sangat menyukai bakso goreng yang dijualnya. Bakso goreng biasanya disantap dengan cocolan saus tanpa merek berwarna merah cerah. Bang Andang bilang, saus merah itu ia beli di pasar. ''Satu kemasan kantong plastik harganya Rp 500,'' tutur Bang Andang.
Selain bakso goreng, ada beberapa jenis jajanan lain yang sangat digemari oleh anak-anak di sekolah ini. Sebut aja misalnya, siomay dan cakwe. Seperti halnya bakso goreng, cakwe juga dimakan dengan siraman saus berwarna merah. Bagaimana dengan minumannya? Ada juga yang laris manis. Itu tuh, sejenis es sirup yang dikemas dalam kantong plastik kecil. Harganya murah meriah, Rp 200 saja.
Anak-anak sekolah seusia kamu pastinya setuju bahwa aneka jajanan itu enak dan lezat. Tapi tak cukup sampai di situ. Sebab, yang enak dan lezat itu belum tentu sehat lho. Coba deh simak hasil penelitian BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) pada tahun 2003 yang dilakukan terhadap 9.465 sampel (contoh) jajanan sekolah. Apa hasilnya? Ternyata, 80 persen dari semua jajanan yang diteliti mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan, seperti formalin, boraks, natrium siklamat, rhodamin B, dan sakarin.
Tahukah kamu, bahan-bahan itu sebenarnya tak boleh dicampur dengan makanan. Formalin misalnya, biasa dipakai untuk mengawetkan mayat, juga untuk antiseptik, dan penghilang bau. Sedangkan boraks biasa digunakan untuk pengawet kayu, pengontrol kecoa, dan bahan pembersih. Sementara rhodamin B sering digunakan sebagai zat pewarna pada kertas dan tekstil.
Lalu, apa akibatnya bila zat-zat itu dicampurkan ke dalam makanan? ''Anak-anak yang sering mengonsumsi jajanan yang mengandung formalin, boraks, rhodamin B, dan zat berbahaya lain, biasanya rentan terhadap penyakit. Pertumbuhan badan dan otaknya juga cenderung lambat,'' ungkap Ibu Ernawati Sinaga, ahli biokimia dari Universitas Nasional, Jakarta.
Sebetulnya, kata Bu Erna, pemerintah sudah melarang pemakaian pemanis buatan dan zat-zat pengawet pada makanan. Namun, pada kenyataannya, bahan-bahan itu masih sering dipakai untuk campuran gula agar jajanan yang dijual terasa manis. ''Padahal, zat pemanis buatan yang telah dilarang itu, berpotensi menyebabkan kanker, dan gangguan ginjal. Kamu juga mesti waspada pada makanan-makanan yang tampil dengan warna-warna cerah atau mencolok. Mengapa? Sebab, makanan seperti itu biasanya ditambah dengan zat pewarna buatan. ''Penggunaan bahan pewarna buatan dalam makanan bukan hanya tidak aman, tapi juga tak punya nilai gizi,'' lanjut Bu Erna.
Satu hal lagi, banyak jajanan yang dijual di sekitar sekolahan juga tercemar bakteri. Ini karena jajanan itu tidak terjaga kebersihannya. Kamu pasti sering lihat bagaimana tukang jajanan menempatkan jajanan itu. Seringkali, jajanan itu ditempatkan di dalam wadah yang tidak bersih, atau dicuci asal-asalan. ''Penyakit yang ditimbulkan ya, sakit perut, maag, dan gangguan usus.''
Pilih makanan sehat
Kamu pasti tak mau kan, sakit perut atau menderita gangguan kesehatan lainnya, gara-gara jajanan yang kamu makan? Kalau begitu, jangan sembarang jajan. Makanlah hanya makanan yang sehat. Agar tak salah pilih, simak saran dari Bu Erna berikut ini.
* Pastikan makanan atau jajanan yang akan kamu beli itu, bersih. Untuk itu, perhatikan bagaimana makanan itu disiapkan, dan disajikan. Begitu juga bahan-bahan yang dipakai untuk membuat makanan ini, mesti bersih juga.
* Hindari makanan yang mengandung atau memakai zat-zat tambahan, seperti zat pemanis, pengawet, penyedap, dan pewarna buatan, juga zat-zat berbahaya lainnya. Jadi jangan cepat tergoda pada makanan yang pakai saus, es sirup yang kelewat manis, juga kue-kue basah yang berwarna mencolok.
* Hindari makanan-makanan yang tidak segar.
* Cari makanan yang bergizi.
* Makanlah buah-buahan, khususnya buah-buahan yang berkulit seperti jeruk, pisang, mangga, dan lain-lain. Kamu pasti tahu kan?
* Alangkah baiknya kalau kamu tidak jajan. Sebagai gantinya, kamu bisa membawa bekal dari rumah. Makanan dari rumah tentu lebih terjaga kebersihan dan 'keamanannya'. Betul nggak?
Ingin Sih Bawa Bekal dari Rumah, Tapi ...
Ketimbang melahap jajanan di sekolah yang tak bisa dijamin kebersihan dan 'keamanannya', alangkah baiknya kalau kamu bawa bekal makanan dari rumah. Begitu saran Ibu Ernawati Sinaga. Ternyata, banyak juga teman kamu yang sebenarnya ingin membawa makanan hasil olahan ibu ke sekolah. Tapi, karena berbagai kendala, keinginan mereka belum kesampaian. Biar lebih jelas, simak deh penuturan dua teman kamu berikut ini.
<>Irfan Fatoni
Kelas 3, SMP Suluh, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
''Setiap berangkat ke sekolah, di saku baju seragamku selalu terselip uang jajan sebesar Rp 4.000. Di sekolah, uang itu aku pergunakan untuk jajan makanan kesukaanku yaitu mi ayam. Tentunya, biar sedap, pakai saus dong.
Buat aku sih, jajan itu sekadar ganjal perut doang. Aku sebenernya juga tahu kalau banyak makanan jajanan di sekolah yang tidak sehat. Tapi kalau nggak jajan gimana, soalnya perutku pasti laper banget setelah beberapa jam belajar di kelas. Soal bawa bekal makanan dari rumah, juga sempat terlintas di pikiran aku. Manfaatnya kan banyak, selain uang jajan bisa ditabung, juga makanan yang aku bawa tentunya jauh lebih sehat dan bergizi. Cuma sayangnya, kedua orang tuaku sibuk. Kayaknya nggak sempet deh, ibu memasak bekal makanan buat aku. Kalau minum sih, aku suka bawa air putih.''
Irma Yunita
Kelas 5, SDN Bambu Kuning, Bojong Gede, Bogor
''Bakso adalah makanan kegemaranku di sekolah. Dengan uang saku Rp 2.000, cukup banget buat beli bakso. Kayak teman-teman yang lain, aku juga makan bakso pakai saus. Biar enak. Selain tukang bakso, di sekolahku banyak tukang jajanan lainnya, seperti tukang siomay, batagor, es sirup, dan gado-gado.
Aku memang sering denger, kalau jajanan yang dijual di sekolah-sekolah itu banyak yang nggak sehat. Tapi kan, perut ini sering terasa laper, ya terpaksa jajan deh. Padahal, tiap pagi sebelum berangkat sekolah, aku sudah sarapan lho. Mestinya sih, aku bawa bekal dari rumah. Tapi, ibuku repot, jadi aku maklum kalau ibu tak sempat membuatkan bekal buat aku.''
(ruz )
Sumber: http://www.republika.co.id/
Langganan:
Postingan (Atom)